
Desa Mekarjaya Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung merupakan desa hasil pemekaran dari Desa Ciapus pada Tahun 1985, Mekarjaya memiliki makna bahwa merupakan desa pemekaran yang berharap bisa berjaya di masa sekarang dan masa depan dalam segala aspek kehidupan.
Desa Mekarjaya tercatat sebagai Desa di wilayah Kabupaten Bandung dengan Nomor Register 108, dan sejak keluarnya Surat Keputusan Bupati Bandung Nomor : 136/Kep.255-Bin.Pem.Um/2004 tentang Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Kabupaten Bandung , Desa Mekarjaya tercatat dengan Register Nomor 32.04.13.2012. dengan periode Kepemimpinan sebagai berikut :
No |
Periode |
Nama Kepala Desa |
Keterangan |
1 |
Sebelum 1982 |
Oyib Sudjana |
Masih bergabung dengan Desa Ciapus |
2 |
Tahun 1982-1984 |
Muhamad Afandi ( PJS ) |
Kades Pertama Desa Mekarjaya |
3 |
Tahun 1984 - 1994 |
H. Yaya Bin Sanduy |
Kades ke 2 |
4 |
Tahun 1994-2002 |
Ii Mulyana |
Kades ke 3 |
5 |
Tahun 2002-2007 |
Nana Sumarna |
Kades ke 4 |
6 |
Tahun 2007-2013 |
Ii Mulyana |
Kades ke 5 untuk Periode ke - 2 |
7 |
Tahun 2013-2019 |
Encas Suherman |
Kades ke 6 |
8 |
Tahun 2019-2027 |
Encas Suherman |
Kades ke 7 ( Periode 2 ) |
Kepala Desa Mekarjaya periode 2019 – 20207, ENCAS SUHERMAN, terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala Desa Mekarjaya dengan suara terbanyak dari 4 calon Kepala Desa Mekarjaya bersadarkan hasil Pemilihan Kepala Desa Mekarjaya pada tahun 2019.
adapun sejarah berdirinya Desa Mekarjaya Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :
Desa Mekarjaya terbentuk pada tahun 1982 yang merupakan pemekaran dari Desa Ciapus Kecamatan Banjaran, pada masa pemerintahan Kabupaten Bandung dijabat oleh Bupati Sani Lupias. Pada tahun tersebut, Bupati mengundang para tokoh masyarakat di wilayah yang akan dimekarkan, diantara tokoh yang hadir, yaitu H. Yaya bin Sanduy dkk. dari Kampung Cigentur, Ading Syamsudin dkk. dari kampong Pasirwaru, dan li Mulyana dkk. dari Kampung Cibaribis. Para tokoh diminta menyusulkan nama untuk desa yang akan dimekarkan tersebut. H. Yaya bin Sanduy dkk. menyusulkan nama Mekar Kencana, Ading Syamsudin dkk. menyusulkan nama Batu Kencana, dan li Mulyana dkk. menyusulkan nama Mekar Jaya. Dua tokoh masyarakat yang menyusulkan nama dengan memakai kata "kencana", karena alasan adanya gunung yang bernama "Gunung Kancana" di Kampung Cibaribis, yang saat ini di sebut kampong Pasirwangi. Sementara Ii Mulayana dkk menggunakan nama Mekar Jaya, karena konon pemilihan nama tersebut berdekatan dengan nama seorang tokoh/sesepuh besar yang ada di Cibaribis bernama Maketa Wijaya.
Setelah melakukan pemungutan diperoleh suara terbanyak untuk nama Mekar Jaya, yaitu sebanyak 43 suara, sementara Mekar Kencana 31 suara, dan Batu Kencana sebanyak 17 suara. Akhirnya disepakati nama yang digunakan untuk desa baru ini adalah Mekarjaya. Dari namanya, Mekarjaya mengandung makna sebagai desa yang baru dimekarkan dengan harapan bisa
berjaya dan sejahtera.
Pejabat sementara yang diangkat saat itu, yaitu M. Afandi (bapak Leube). Tugas pekerjaannya dimulai dengan menentukan lokasi untuk balai desa, sehingga diadakan rapat warga untuk maksud itu. Dalam rapat tersebut, beberapa tokoh masyarakat yang hadir mengajukan saran beberapa tempat/tanah yang diwakafkannya untuk balai desa, yaitu :
1. Ading Syamsudin mengusulkan tempat di Kampung
Pasirwaru.
2. Udung mengusulkan tempat di Kampung Empal, dan
3. Olot Fatma (U. Susilahadi - putra) menyusulkan tempat di
Kampung Citanjung.
Hasil rapat tersebut menyepakati tempat yang dipilih di Kampung Citanjung, sebagai wakaf dari keluarga Bapak Olot Fatma. Pada tahun 1983 mulailah dibangun balai Desa Mekarjaya di Kampung Citanjung tersebut yang sampai sekarang ini menjadi kantor Desa Mekarjaya.
Tugas besar kedua dalam masa jabatan M. Afandi ini adalah menyelenggarakan pemilihan umum Kepala Desa Mekarjaya untuk pertama kali. Ini menandai akan berakhirnya masa jabatan M. Afandi sebagai pejabat sementara Kades Mekarjaya.
Tahun 1984 merupakan tonggak sejarah kepemimpinan dan demokrasi di Desa Mekarjaya dengan diadakannya pemilihan umum kades definitif untuk pertama kali.
Tahun itu warga Desa Mekarjaya dapat menggunakan haknya untuk dipilih dan memilih langsung calon pemimpinnya sebagai kepala desa.
Dalam pemilihan tersebut, 3 orang tokoh masyarakat mencalonkan diri menjadi kepala desa (Kades), yaitu H. Yaya
bin Sanduy, Ii Mulyana, dan Popon Fatimah. Hasil pemilihan Kades yang dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Desember 1984 menempatkan H. Yaya bin Sanduy sebagai Kades Mekarjaya periode 1984 — 1992 dengan perolehan suara sebanyak 1.203 suara, sementara Ii Mulyana sebanyak 1.199 suara, dan Popon Fatimah kurang lebih sebanyak 250 suara.
Catatan penting dari sejarah pemilihan kades ini, adalah pertama : bahwa emansipasi wanita telah ditunjukkan oleh warga masyarakat Mekarjaya, dimana salah satu calon kades mereka adalah seorang wanita, yaitu ibu Popon Fatimah. Kedua : Peroleh suara antara H. Yaya bin Sanduy dengan Ii Mulyana sangat tipis, yaitu hanya terpaut 4 suara saja. Ini berarti terdapat 2 kubu kekuatan masyarakat yang sangat berimbang di Mekarjaya.
Masa kerja Kades H. Yaya bin Sanduy sesuai dengan aturannya menjabat selama 8 tahun, yaitu periode 1984 — 1992, namun
karena belum adanya pemilihan kades baru setelah akhir jabatannya, maka masa kerjanya bertambah 2 tahun sampai diadakan pemilihan kades baru tahun 1994.
Pada tahun 1994 diadakan kembali pemilihan Kades Mekarjaya untuk kedua kali. Para calon kades saat itu, adalah Ii Mulyana dari Cibaribis, dan Kamal dari Kampung Jadipa. Hasil pemilihan memenangkan Ii Mulyana sebagai Kades Mekarjaya periode 1994-2002.
Demikian Sejarah Desa Mekarjaya


